PENGEMBANGAN ISI dan ORGANISASI KURIKULUM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB



Subandijah membagi kurikulum menjadi beberapa komponen, yaitu: tujuan, isi atau materi, organisasi, media dan komponen proses belajar mengajar.[1] Di sini pemakalah akan sedikit menjelaskan tentang Pengembangan Isi dan Opganisasi Kurilulum Pembelajaran Bahasa Arab. Pengembangan isi dan organisasi merupakan salah satu dari pengembangan kurikulum secara keseluruhan. Adanya penggantian kurikulum yang berlaku biasanya dimaksudkan untuk memajukan sekolah. Untuk lebih lanjutnya akan dibahas para pemakalah.
Kriteria Pemilihan Isi Kurikulum

Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan isi kurikulum, kriteria tersebut antara lain:[2]
1) Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
2) Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan social, artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
3) Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral, social secara seimbang.
4) Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji, artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-hari.
5) Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanya sekedar informasi faktual.
6) Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Proses Pemilihan Isi Kurikulum
Pengembangan bahan kurikulum (curriculum materials) merupakan salah satu bagian dalam usaha pengembangan kurikulum secara keseluruhan. Pengembangan kurikulum sekolah belum dinyatakan selesai jika bahan kurikulum belum selesai ditentukan. Pemilihan atau adopsi bahan kurikulum harus melalui tahap-tahap tertentu. Gall mengemukakan sembilan tahap yang harus dilalui:(1) identifikasi kebutuhan, (2) merumuskan misi kurikulum, (3) menentukan anggaran pembiayaan, (4) membentuk tim penyeleksi, (5) mendapatkan susunan bahan, (6) menganalisis bahan, (7) menilai bahan, (8) membuat keputusan adopsi, (9) menyebarkan, mempergunakan, dan memonitor penggunaan bahan.[3]
1)      Identifikasi Kebutuhan (Identify Your Needs)
Akibat perkembangan zaman yang pesat, buku-buku teks cepat menjadi ketinggalan. Buku-buku yang ada pada masa kini dianggap memadai, akan ketinggalan dan tak lagi dapat memenuhi kebutuhan pengajaran untuk beberapa tahun mendatang.
Untuk menutupi kesenjangan tersebut diperlukan bahan-bahan yang baru sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini orang sering berfikir tentang perlunya perubahan kurikulum. Akan tetapi, untuk mengadopsi bahan yang baru perlu penyeleksian. Pemilihan yang dilakukan oleh tim penyeleksi biasanya dilakukan dengan:
a.       mendaftar bahan pengajaran yang dipergunakan yang dirasa kurang memadai
b.      menilai dan menyeleksi bahan baru yang diperoleh melalui penelitian
2)      Mendapatkan Bahan Kurikulum (Acces to Curiculum Materials)
Proses mencari dan mendapatkan bahan yang baru menuntut kerja yang sistematis, yaitu secara aktif dan terus-menerus mencari dan menemukan. Sumber utama untuk keperluan tersebut tentu saja buku-buku teks (literature) yang baru, jurnal-jurnal professional yang memuat hasil penelitian, dan sebagainya. Bahan-bahan baru yang ditemukan kemudian didaftar, dicatat dan dikelompokkan sebagai pengganti bahan lama yang dirasa sudah tak sesuai.
3)      Analisis Bahan (Analyze the Materials)
Proses menganalisis bahan dilakukan sebelum melakukan penilaian terhadap bahan yang bersangkutan. Dalam proses ini, materi dipisah-pisahkan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang kemudian diuji tiap bagian tersebut dan bagaimana kaitan satu dengan yang lainnya.
Daftar analisis bahan itu biasanya dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu publikasi dan informasi, kelayakan fisik bahan, isi bahan dan kelayakan bahan untuk pengajaran.[4]  
a. Publikasi dan Informasi
         Dalam publikasi akan didapatkan sejumlah informasi yang perlu dianalisis, untuk melakukan analisis dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap sub-subkategori yang dimaksud.
(1) Pengarang
(2) Sejarah proses pengembangan dan produksi bahan
(3) Edisi
(4) Tanggal dan tahun publikasi
(5) Penerbit
b.Kelayakan fisik material
         Hal ini perlu dipertimbangkan dalam membuat keputusan adopsi bahan karena buku yang tak menguntungkan dari segi fisik tak akan dibeli orang. Kelayakan fisik ini antara lain meliputi: komponen, daya tahan, format media dan kualitas.
c. Isi bahan
         Isi merupakan hal yang terpenting. Isi kurikulum biasanya dianalisis dalam pengertian bahan pengajaran atau tingkah laku, dan ada yang memandang isi dalam pengertian cakupan dan urutan. Dalam menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap apa yang dikandung dalam materi, kita harus berhati-hati. Berikut beberapa sub bagian isi itu.
(1) Pendekatan: dua perangkat kurikulum mungkian sama, tapi beda dalam pendekatan. Apakah pendekatan yang digunakan dinyatakan secara jekas dalam pendahuluan, apakah pendekatan itu konsisten dengan filsafat pendidikan?
(1) Bentuk tujuan pengajaran
(2) Jenis-jenis tujuan pengajaran
(3) Orientasi masalah
(4) Multikulturalisme: isi yang mencerminkan perspektif dan kontribusi berbagai kelompok kultur dan etnik. Suatu bahan mungkin membatasi pada pandangan kultur tertentu, sedang yang lain memberikan berbagai aspek kultur yang bermacam-macam sesuai dengan kenyataan bahwa siswa berasal dari berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda.
(5) Cakupan dan urutan
d.      Kelayakan bahan untuk pengajaran
         Analisis kategori ini termasuk yang paling kompleks dan tidakmudah dilakukan. Komponen dalam kategori ini pun cukup banyak, beberapa diantaranya adalah:
(1) Alat penilaian
(2) Keterpahaman: isi bahan yang disajikan dapat dipahami oleh seluruh siswa. Bahan yang disajikan dengan pengorganisasian yang jelek dan kosa kata yang sulit akan menyulitkan pelajar.
(2) Hubungannya dengan bahan kurikulum yang lain
(3) Efektivitas pengajaran
(4) Langkah-langkah pengajaran: ini merupakan langkah-langkah yang harus diikuti guru dan murid dalam mempelajari seperangkat bahan.
(5) Sistem pengelolaan
(6) Prerekuisit: sesuatu yang harus dimiliki siswa sebelum ia mempelajari bahan tingkat tertentu. Prerekuisit biasanya berupa kemampuan atau keterampilan tingkat tertentu yang menjadi prasyarat sebelum siswa mempelajari bahan berikutnya.
(7) Kegiatan murid
(8) Peran guru
4)      Penilaian Bahan Kurikulum (Appraisal of Curriculum Materials)
   Penilaian terhadap suatu bahan kurikulum dapat dilakukan melalui tiga strategi, yaitu memeriksa bahan itu sendiri, membaca reviu kritik atau laporan teknis dari studi evaluasi yang dilakukan evaluator dan melakukan tes lapangan terhadap bahan.
5)      Pembuatan Keputusan Adopsi bahan (Make an Adoption Decesion)
   Pembuatan keputusan untuk mengadopsi bahan merupakan langkah terakhir dalam proses penyeleksian bahan. Setekah keputusan adopsi ditetapkan, selanjutnya adalah penyebaran bahan itu ke sekolah-sekolah dan kemudian memonitor bagaimana pelaksanaan dan hasilnya.  
Maksud Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum, yaitu struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.[5]
Beragam pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan terjadinya keragaman dalam mengorganisasikan kurikulum. Ada enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:[6]
  1. Mata pelajaran terpisah (isolated subject): kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran lainnya.
  2. Mata pelajaran berkorelasi: ini sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
  3. Bidang studi (broad field): yaitu organisasi yang berupa pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki cirri-ciri yang sama dan dikorelasikan dalam satu bidang pengajaran. Salah satu pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan core tersebut.
  4. Program yang berpusat pada anak (child centered): yaitu program kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata pelajaran.
  5. Inti masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya memecahkan masalahnya.
  6. Ecletic program, yaitu suatu progam yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
Contoh Organisasi Kurikulum BahasaArab
Contoh: pelajaran bahasa Arab dikaitkan atau berhubungan dengan mata pelajaran lain. Misalnya: Nahwu, Sharaf, Tarjamah, Istima’, Insya’, Balaghoh, yang kesemuanya itu menyokong atau menyempurnakan mata palajaran bahasa Arab dan mempermudah siswa untuk memahami pelajaran.
Contoh: RPP M.Ts kelas VII, mata pelajaran bahasa Arab.
Standar Kompetensi               : Memahami arti mufrodat baru, hiwar dan qiro’ah
Kompetensi Dasar                   : Siswa dapat bercakap, membaca, mengartikan dan menulis dalam bahasa Arab tentang في المكتبة   dengan menggunakan mufrodat baru dan struktur kalimat.
Indikator                                 :
1)      Siswa mampu mengucapkan mufrodat baru dengan lafal yang baik dan benar
2)      Siswa mampu mengucapkan materi hiwar dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar
3)      Siswa mampu mendemonstrasikan materi hiwar secara berpasangan
4)     Siswa mampu melakukan tanya jawab dengan mufrodat dan struktur kalimat yang diajarkan
Metode pembelajaran              : Ceramah
                                                 Tanya jawab
Daftar Kepustakaan
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gaya Media Pratama. 1999.

Nurgiyanto, Burhan,. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE. 1988.

Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV. Sinar Baru Algesindo. 1991.

http: // akhmadsudrajat. Wordpress. Com /2008/11/05/ makalah-dan-artikel-kurikulum-dan-pembelajaran.


[1] Drs. Abdullah Idi, M.Ed. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gaya Media Pratama. 1999. Hal. 12. 
[2] DR. Nana Sudjana. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: CV. Sinar Baru Algesindo. 1991. Hal.30-31.
[3] Drs. Burhan Nurgiyantoro. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE. 1988. Hal.88.
[4] Ibid. Hal. 90.
[5] Ibid.Hal. 111
[6] http: // akhmadsudrajat. Wordpress. Com /2008/11/05/ makalah-dan-artikel-kurikulum-dan-pembelajaran.

0 Response to "PENGEMBANGAN ISI dan ORGANISASI KURIKULUM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB"

Post a Comment

'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();